Jumat, 24 Juni 2011

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik Pada bagian ini akan dijabarkan teori pertumbuhan yang diakui oleh ekonomikawan modern, atau lebih dikenal dengan teori pertumbuhan neo klasik. Kita akan melihat tahapan demi tahapan atas penjelasan terhadap teori pertumbuhan ekonomi tersebut. 1.1. Fungsi Keluaran Agregat Titik awal dari teori pertumbuhan ekonomi adalah fungsi produksi agregat1, yang secara khusus menggambarkan hubungan antara tingkat produksi dengan masukan yang dipakai dalam produksi. Dalam teori ini, diasumsikan bahwa ada dua masukan yang dipakai, yaitu modal dan tenaga kerja, dan persamaan yang diberikan adalah: Y = F (K, N)2 (2.1) Y adalah jumlah keluaran, K adalah jumlah modal (mesin,peralatan, dan gedung-gedung kantor yang digunakan dalam perekonomian), dan N adalah jumlah tenaga kerja. Hal ini hanyalah demi penyederhanaan dari kenyataan yang ada. Tentu saja, mesin dan gedung-gedung perkantoran sangat berbeda peranannya di dalam produksi, dan seharusnya diperlakukan sebagai masukan bagi proses produksi. Tenaga kerja dengan berpendidikan Doktor akan berbeda dari tenaga kerja yang bahkan tidak dapat menamatkan pendidikan 1 Olivier Blanchard, Macroeconomics, Third Edition, Prentice Hall, 2003., hal. 212. 2 Ibid., hal. 212. [ 2 ] © BisnisEkonomi.Com menengah, tetapi demi penyederhanaan semua tenaga kerja dalam perekonomian dianggap serupa. Tahapan selanjutnya, kita harus berpikir tentang fungsi keluaran, F, yang menghubungkan keluaran dan masukan. Dengan kata lain, apa yang menentukan jumlah keluaran yang dapat diproduksi untuk jumlah tertentu dari modal dan tenaga kerja? Jawabannya adalah : kedudukan dari teknologi. Negara dengan teknologi yang lebih maju akan menghasilkan keluaran yang lebih banyak meski dengan jumlah modal dan tenaga kerja yang sama, daripada negara dengan teknologi yang sudah ketinggalan jaman. a. Ukuran Pengembalian dan Faktor Pengembalian Berdasarkan persamaan dari fungsi keluaran, jika tingkat operasional dilipatgandakan, maka berarti jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan akan dilipatgandakan juga, demikian juga dengan keluaran. Hal ini dikenal sebagai ukuran pengembalian tetap (constant returns to scale). 2Y = F (2K, 2N) Atau jika disederhanakan, untuk jumlah pelipatgandaan (x) xY = F(xK, xN)3 (2.2) Dari persamaan tersebut sudah diperlihatkan dampak dari peningkatan modal dan tenaga kerja. Tetapi bagaimana jika hanya salah satu dari dua variabel masukan saja yang meningkat ? 

Untuk Selengkapnya silakan download link dibawah ini:

http://www.ziddu.com/download/15466283/teori-pertumbuhan-ekonomi.pdf.html

Kebijakan Ekonomi Makro

http://artikelekonomi.com/kebijakan-ekonomi-makro.html

Kebijakan Ekonomi Makro

Permasalahan perekonomian suatu negara sangat beraneka ragam diantaranya laju inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dll. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dapat melakukan kebijakan, sebagai berikut.
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara lain dan pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri. Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang bersifat rutin seperti membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang bersifat pembangunan. Dengan demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
2. Kebijakan Moneter
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bab 1 Pasal 10 yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga.
Beberapa kebijakan fiskal dan moneter yang diambil pemerintah pada saat krisis untuk merespons anjloknya nilai rupiah adalah sebagai berikut (Marie M, 2004).
a) Kontraksi rupiah secara besar-besaran melalui kebijakan fiskal (APBN) dengan cara menekan pengeluaran dan menunda pembayaran-pembayaran yang tidak mendesak.
b) Bank Indonesia meningkatkan suku bunga, sehingga suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) mencapai 70% dengan maksud membatasi ekspansi kredit perbankan dan menarik uang yang beredar dan sistim perbankan yang dikonversikan ke dalam SBI pada Bank Indonesia.
c) Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar pada saat diperlukan jika rupiah menunjukkan tanda-tanda yang benar-benar mengkhawatirkan.
d) Pembatalan dan penundaan berbagai mega proyek pemerintah guna memperketat pengeluaran melalui APBN serta mengurangi laju impor barang agar cadangan devisa tidak semakin terkuras. Demikian pula pihak swasta dihimbau untuk menunda berbagai proyek yang bernilai besar agar impor dapat dikurangi guna menolong cadangan devisa nasional.
Pustaka: Aspek Dsr Ek Makro Di Ind (Rev) Oleh Tri Kunawangsih & Anto Pracoyo


Peminjaman Istilah-Istilah Bidang Ekonomi Dari Bahasa Inggris Dalam Bahasa Indonesia


PEMINJAMAN ISTILAH-ISTILAH BIDANG EKONOMI
DARI BAHASA INGGRIS DALAM BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Bahasa selalu berkembang dalam masyarakat yang juga semakin berkembang. Penggunaannya menyangkut berbagai bidang, seperti bidang hukum, politik, budaya, ataupun ekonomi. Dalam perkembangannya, suatu bahasa akan menerima kata-kata asing yang kemudian menjadi bagian dari kosakata bahasa tersebut.

Tidak ada satupun bahasa di dunia ini yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipta yang baru. Bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional pun pernah menyerap kata dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa-bahasa lain.

Sementara itu, istilah-istilah dalam bahasa Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yaitu (1) bahasa Melayu; (2) bahasa Nusantara, seperti Sansekerta dan Jawa Kuno; serta (3) bahasa asing, seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris. Dalam makalah ini, akan diperlihatkan peminjaman istilah-istilah bidang ekonomi dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia.


II. PEMINJAMAN ISTILAH-ISTILAH BIDANG EKONOMI
DARI BAHASA INGGRIS DALAM BAHASA INDONESIA

Pengambilalihan istilah dari bahasa Inggris dalam masyarakat Indonesia adalah untuk menambah konsep dan tanda dalam bahasa Indonesia. Ini merupakan hasil kontak bahasa antara bahasa Ingggris dan bahasa Indonesia. Kontak bahasa adalah hubungan kebahasaan yang terjadi antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa yang lain (Samsuri, 1968: 661).

Selain itu, akan terjadi saling pengaruh, baik langsung atupun tidak langsung, antara bahasa-bahasa tersebut. Ketika terjadi proses saling berpengaruh itu, bahasa yang lebih penting akan banyak mempengaruhi bahasa yang kurang penting (Moeliono, 1980: 15). Suatu bahasa akan menerima kata-kata asing yang kemudian menjadi bagian dari kosakata bahasa tersebut.

Dalam perkembangannya, suatu bahasa harus menambah jumlah konsep dan tanda untuk melakukan berbagai kegiatan. Dalam penjelasan ini, diberikan beberapa istilah bidang ekonomi dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia. Pada setiap istilah, akan terdapat keterangan dengan abjad (a) dan (b) dengan penjelasan sebagai berikut:
(a) Istilah dari bahasa aslinya disertai dengan maknanya
(b) Makna dari Kamus Bahasa Indonesia Edisi Keempat

(1) Bank
(a) bank: establishment for keeping money and valuables safely, the money being paid out on the costumer’s order
(b) bank: lembaga keuangan yang usaha pokonya memberikan pinjaman (kredit) dan jasa dalam pembayaran dan peredaran uang

(2) Akumulasi
(a) accumulation: The addition to capital of interest or profits
(b) akumulasi: tambahan dana secara periodik dari bunga atau dari laba neto

(3) Barter
(a) Barter: exchange (goods, property, etc) for other goods, etc)
(b) Barter:perdagangan dengan saling tukar barang.

(4) Bisnis
(a) Business: buying and selling; commerce, trade
(b) Bisnis: usaha dagang; usaha komersial dalam dunia perdagangan

(5) Cek
(a) Check: bill (in restaurant)
(b) Cek: Kertas atau formulir yang digunakan sebagai alat pembayaran; formulir tersebut dikeluarkan oleh bank dan diberikan kepada perseorangan atau perseorangan atau perusahaan yang membuka giro di bank tersebut.

(6) Embargo
(a) Embargo: order that forbids (trade movement of ships, etc; stoppage of commerce; or of branch of commerce; seize (ships or goods) by government authority for the service of the state.
(b) Embargo: Larangan mengirimkan (mengekspor) barang dagangan dan sebagainya ke suatu negara (misalnya karena dalam permusuhan).

(7) Komoditi
(a) Commodity: Useful things especially an article of trade
(b) Komoditi: barang dagangan; benda niaga

(8) Subsidi
(a) Subsidy: money granted, especially by a government to an industry or other cause needing help or to anually in war, to keep prices at a desired level
(b) Subsidi: bantuan uang dan sebagainya kepada yayasan atau perkumpulan (biasanya dari pihak pemerintah)

(9) Transfer
(a) Transfer: change position, move; hand over the possession of property, etc
(b) Transfer: pindah atau beralih tempat

(10) Royalti
(a) Royalty: payment of money by a mining or oil company to owner of the land; sum paid to the owner of copy right or patent
(b) Royalti: imbalan atau uang jasa yang dibayar oleh penerbit kepada pengarang untuk setiap buku yang diterbitkan.


Munculnya istilah-istilah bidang ekonomi yang diserap dari bahasa Inggris seperti diuraikan di atas merupakan sebuah gambaran jelas mengenai perkembangan bahasa Indonesia. Apabila seseorang atau suatu masyarakat hendak menggambarkan suatu konsep baru, ia akan menciptakan kata-kata baru atau menyerap istilah-istilah asing dari bahasa asing yang memiliki kontak kebudayaan dengannya. Peminjaman dilakukan karena tidak adanya tanda untuk menggambarkan suatu konsep yang sudah ada dalam bahasa Indonesia.


III. PENUTUP

Dalam perkembangannya, suatu bahasa harus menambah jumlah konsep dan tanda untuk melakukan berbagai kegiatan. Dari hasil studi kasus tentang kemunculan istilah-istilah bidang ekonomi yang diserap dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia seperti diuraikan di atas, terlihat jelas bahwa peminjaman istilah-istilah asing sangat dibutuhkan jika masyarakat hendak menggambarkan suatu konsep baru.



DAFTAR PUSTAKA


Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1977. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Moeliono, Anton. 1980. “Bahasa Indonesia dan Ragam-ragamnya” dalam Majalah Penulisan Bahasa Indonesia Jilid I No. 1 hal. 15—34.

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Samsuri. 1968. Analisa Bahasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Siregar, Amelia Fariza. 1985. Peminjaman Istilah-Istilah dari Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia di Bidang Ekonomi. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia

Tim Penyusun. 1995. Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional

Usman, Zuber. 1960. Kedudukan Bangsa dan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gunung Agung

Senin, 20 Juni 2011

Biodataku

Nama                 : Tengku Aljufri
Tempat/Tgl Lahir : Teluk Dalam / 31-03-1985
Agama                : Islam
Alamat                : Jl. Akasia
Pendidikan          : S1 Ekonomi

Keluarga

Seorang anak yang terlahir dari orang tua yang bernama Syaid Zulkifli dan ibunda Tengku Nurbaiti, tinggal di Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Kuala Kampar anak ke lima(5) dari lima (5) saudara.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com